Cinta Tak Terbalas
Bermula dari kejahilan temanku, disaat itulah aku mengenalnya. 3 hari berlalu setelah mos selesai di sekolahku, yaps kini aku duduk di kelas X smk dan kini aku mempunyai banyak teman. Salah satu teman dekatku saat ini adalah lala, hari demi hari aku lalui dengan senda gurau bersama teman-teman. Sampai suatu hari lala ingin menyebar nomorku.
“ta, lu mau gak sama temen gue?. Lumayan loh dia, dia itu lagi jomblo sama kaya lu” lala berkata.
“iiih gila lu la, lu tau gue gak ada niatan buat kenalan sama cowok apa lagi buat kepikiran pacaran.” kataku sambil ngomel-ngomel.
“plis ta!, kasian dia belum dapet cewek.” lala memohon dengan tampang memelas.
“gue bilang gak ya gak lala, gue gak mau ah. Awas aja lu ya sampe nomor gue kesebar”
Malam pun tiba, aku memfokuskan untuk belajar. Tiba-tiba hpku berdering tanda pesan masuk.
“hai, boleh kenalan gak? Kamu tata bukan?.” kata orang di sebrang sana
“maaf anda siapa ya?
“aku dani, temennya lala.”
(wah kurang ajar tuh lala gue bilang jangan sebarin nomer gue malah disebarin). Dalam hatiku berkata.
2 bulan pun berlalu sejak kejadian lala menyebarkan nomorku, dan aku pun mengalah dan memaafkan dia. Tiba-tiba suara hpku berdering tanda sms masuk, ku kira dani yang sms ternyata aku salah.
“hai, boleh kenalan gak?” kata seseorang di sebrang sana
(wah jangan-jangan dia nyebarin nomer gue lagi, awas aja sampe iya). Kataku dalam hati.
“maaf anda siapa ya, dan anda dapet nomer saya dari mana?.”
“aku mul”, ngacak-ngacak nomor.
Sms itu langsung tak ku balas, dan aku berniat untuk menanyakan kepada lala. Awas aja sampe kali ini dia nyebarin nomor gue.
Pagi pun telah datang, mentari tersenyum kepadaku. Hari ini aku akan menanyakan ini pada lala.
“eeh la tunggu! Gue mau nanya sama lu, jawab jujur ya.”
“iya, gue jawab nanya apa sih serius amat.” lala penasaran
“lu kenapa sih? Apa salah gue sampe-sampe lu nyebarin nomor gue terus. Dulu dani, dan dani udah gak ada sekarang ada lagi namanya mul.” sambil marah-marah
“nggak.. Gue ngga nyebarin nomor lu sumpah deh.”
“terus, kalau bukan lu siapa lagi?” tanyaku kesal.
Cinta emang gak bisa kita duga, cinta bagaikan bunga mawar jika kita mencium aroma bunga mawar itu terasa wangi, tapi tak jarang kita tertusuk duri yang ada di sekeliling bunga tersebut, tak jarang kita terluka oleh duri itu. Cinta bagaikan udara, tak bisa disentuh dan dilihat hanya bisa dirasakan.
Dan entah kenapa semakin lama aku semakin dekat dngan mul, ya orang itu aku tak menyangka aku menaruh hati padanya. Sampai suatu saat aku bertemu dengannya, tentu saja aku tak sendiri, aku ditemani temanku lala. Seusai bertemu mul, lala berkata padaku.
“ta, cakep juga gebetan lu. Hebat lu, udah jadian aja ta”
“enak aja lu bilang maen jadian-jadian aja, dia itu cuma teman gue tau.”
“yah lu ta, sayang tau coba aja gue belum punya cowok, gue sikat tuh.”
“wooo… Itu mau lu, kalau dia mau sama lu kenapa gak?.”
2 tahun berlalu setelah kedekatanku dengan mul, semakin hari aku merasa kini mul menjauh dari hidupku. Aku coba tuk hubungin dia tapi tak bisa, sampai suatu hari lala menceritakannya padaku.
“ta, cowok lu tuh songong banget sama gue sih, masa gue disangka cabe-cabean.”
“ish, dia bukan cowok gue kali!. Lagian lu ladenin dia.” sedikit kesal karena mul lebih akrab dengan temanku dan aku di sini khawatir
Hari pun berganti hari, sampai tiba mul sms aku.
“kayanya gue mau pulang deh ke rumah ortu gue.” saatku baca sms itu air mata tak bisa terbendung lagi. Kenapa, kenapa harus kaya gini jadinya?, di saat aku tau dan aku menyadari kalau aku sayang sama dia, tapi dia milih tuk pergi.
“hah! Serius lu, kapan lu mau berangkat?” ku ketik balesan itu dengan penuh perjuangan.
“besok, dan kayanya gue gak bakal balik lagi deh.”
Lagi-lagi air mataku tak mau berhenti
“serius lu, ya udah hati-hati aja deh” saat itu juga aku menangis sejadi jadinya. Aku merasa bumi telah menelanku, tuhan kenapa kau berikan dia kepadaku yang pada akhirnya kau rebut kembali. Aku lebih milih tuk tak mengenalnya dari pada aku harus melupakannya.
Tiba-tiba sms dari mul mengagetkanku, seakan ia tau apa yang aku rasakan.
“ga, gue gak pergi lama kok gue bakal balik lagi.” saat aku membaca pesan tersebut seakan aku terhipnotis oleh kata-katanya, air mata kini sudah mereda.
Sebulan telah berlalu setelah mul pergi, temanku bercerita kalau ia tak suka dengan sms dari mul. Akhirnya aku memutuskan tuk menanyakannya, bukannya dapat permasaahan yang selesai, aku malah ribut dengannya.
Seminggu setelah kejadian itu, aku iklas bahwa ia bukan untuk aku. Tiba-tiba aku baru tau bahwa mul adalah teman temannya lala temanku.
Di saat itu entah mengapa aku menjadi sangat marah, marah dengan diriku sendiri, marah dengan keadaan, marah dengan dia, dan marah karena lala lah aku mengenalnya, karena lala lah aku mencintainya, dan karena dialah aku bertengkar dengannya.
Air mata kini tak terbendung lagi, 2 kali aku menangisimu, 2 kali aku menyesali keadaan, 2 kali aku menyalahkan diriku, 2 kali pula aku berusaha melupakanmu tapi tak bisa. Kini aku pasrah, jika memang kau buat diriku, jika tuhan mempertemukanku denganmu, aku yakin kaulah jodohku. Satu hal yang harus kau tau
“aku akan selalu mencintaimu dalam diamku dan aku akan selalu merindukanmu dalam tangisku” walau beribu pengganti dirimu di hatiku, beribu cinta datang padaku, kamu akan selalu ada di hati ini. Walau kau tak pernah menganggapku, walau kau membenciku, walau kau tak mencintaiku, aku akan selalu tersenyum di depanmu dan selalu mencoba tuk kau percaya.
Posting Komentar