Pohon Persahabatan

Pohon Persahabatan

 “Kenapa sih harus aku yang alami ini… Tuhan…? kapan semua ini berakhir… Aku lelah mengahadapi semua ini, Tuhan… aku lelah… aku lelah Kapan semua ini berakhir. Kenapa harus aku? kenapa aku, yang alami ini semua”. kata kata itu adalah kata-kata yang selalu mewarnai kamar ini, kata-kata itu bagaikan sebuah janji sakral yang selalu terlontar dari mulut, Setiap pulang sekolah tak pernah lupa kata itu terucap. Yang hanya mendengarkan kata kata itu ialah kamarnya sendiri, tempat terindah untuk melontarkan kekacuan hati
Oh iya! Aku Nayra Anindia Putri D. Nata. Aku bersekolah di salah satu SMA terkenal di kotaku yaitu SMA ALTAVIA. Aku merupakan salah satu korban yang tahu bagaimana kejamnya bullying di sekolahku, kasian bener ya nasib hidupku.
“Nayra… Ayo bangun, sekarang udah jam berapa” teriak ibukku yang Membuatku terbangun dari tidur indahku.
“iya ma, nih udah bangun” aku pun bangun dan segera menuju kamar mandi, setelah itu bersiap siap untuk ke sekolahku.
Aku hari ini pergi sekolah, seperti biasa menggunakan mobil yang selalu setia mengantarku pulang dan pergi sekolah yaitu angkot. Ya aku biasa naik angkot ketimbang aku harus naik bis. Yang begitu sesak dan harus berhimpitan mana aroma aroma yang beradu yang pasti membuatku sesak. Tapi hari ini terpaksa aku harus naik bis dan harus mencium aroma aroma yang membuat hidung tak mampu untuk menghirup udara segar.
Tak beberapa lama aku naik bis akhirnya aku sampai di sekolahku yang begitu cetar membahana, Yups? SMA ALTAVIA dengan bangunannya yang berdiri kokoh dengan megahnya. Aku pun menyusuri koridor SMA ALTAVIA dengan seksama terbayang akan peristiwa peristiwa yang akan aku hadapi saat aku memasuki kelasku X 9.
Sebelum aku masuk aku sempat merapikan penampilanku, membenarkan posisi kacamataku yang kata orang aneh gitu, merapikan bajuku, merapikan rambutku yang dikucir dua kelabang yang tergerai di baju seragamku. Hingga akhirnya aku menginjakkan kakiku di depan pintu kelas ku yang tertera X 9. aku pun memberanikan diri memasuki kelasku yang bagaikan kelas maut itu.
“hahahaha… Anak culun udah datang, selamat datang tuan putri di kelas tercinta ya” tungkas Helen sambil menertawakan kehadiranku yang disambut dengan tawa oleh penghuni kelas terkecuali teman terdekatku Rania. Ya Rania adalah teman terdekatku yang kumiliki
Aku pun menuju bangkuku tanpa menghiraukan hinaan dari penghuni kelas. Aku sudah terbiasa mendengar celotehan dari mereka karena itu bagaikan makanan sehari-hariku. Aku sudah kebal atas tindakan dan hinaan mereka. Aku mempunyai kata-kata yang membuatku selalu kuat menghadapi ini semua “sabar… sabar… Nayra… orang sabar disayang Tuhan dan banyak rejeki. tenang aja Mereka pasti akan dapat balasan yang setimpal atas tindakan mereka Nayra. Nanti tinggal tunggu waktunya aja. Ingat Tuhan itu adil kok. Jadi hadapi dengan sabar ya, jangan lupa senyum ya”. Itulah kata yang membuatku tegar menghadapi semua perkataan mereka tentangku
“Nay… lo yang sabar ya” tungkas teman terbaikku Rania dialah teman di kelas ini yang mau berteman denganku. Yang mau menerima kekuranganku sungguh aku bahagia memiliki Teman seperti dia.
“nggak apa apa kok Ran, udah kebal aku sama omongan mereka kok, jadi tanang aja masuk telinga kanan dan keluar dengan mulus di telinga kiri” jawabku dengan menyodorkan senyumku agar rania tak khawatir dengan ku
“iya iya Nay, aku tau kamu orangnya kuat kok” kata Rania sedikit menghiburku
Setelah percakapan sebentar kami itu datanglah pak guru yang diiringi dengan seorang cewek yang terasa asing di sekolah ini. Cewek cantik, kulitnya putih, ditambah lesung pipit yang membuat cewek itu tambah cantik serta aura kecantikannya tuh Waw… keren habis deh. Kapan aku bisa kayak dia, pasti semua cowok cowok akan takluk sama aku (sebelum aku selesai mengkhayal Rania mencubit tanganku, sumpah cubitannya pedes amat sampai buatku menjerit kecil)
“kenapa kamu melamun kamu sakit yah Nay”
“aku nggak apa apa Ran tapi sumpah kamu tega amat Ran, sakit bener tau. cubitan kamu pedes amat” kataku sambil menampakkan wajah sedih
“RANIA… NAYRA… ada apa” kata Pak Yoddy yang membuat seisi kelas menatap tajam ke arah kami dan anak baru itu hanya senyum senyum aja melihat kami berdua
“Tidak ada apa apa kok pak” kata kami berbarengan
“Pagi anak anak, hari ini kalian kehadiran anak baru Bapak harap kalian dapat menerima dia sebagai teman kalian dan nak Silahkan perkenalkan dirimu kepada teman teman barumu” tungkas pak Yoddy dan mempersilahkan anak baru itu memperkenalkan diri
“ya pak, Teman teman perkenalkan nama saya Aira febrianti Keysa Herdianti. Saya pindahan dari SMA AIRLANGGA Bandung. Semoga kalian dapat menerima saya disini ya” kata Aira dengan suara lembutnya dan senyum yang terurai begitu ramahnya
“jikalau ada yang ingin ditanyakan kepada Aira, nanti kalian bertanya lagi dengannya saat jam istirahat nanti” tungkas pak Yoddy dengan mengakhiri perkenalan Aira dan memulai pelajaran fisika hari ini
“iya pak” jawab anak serentak
Bel istirahat pun berbunyi. Rania mendadak pulang karena sakit asmanya kambuh, karena aku nggak mau sendirian. Maka dengan langkah cepat segera, aku melarikan diri dari kelas yang mengerikan ini. Menuju tempat terindah, tempat kedua setelah kamarku untuk melepaskan kepenatanku selama berada di kelas. Tempat ini dimana ku habisi jam istirahat yaitu taman di belakang sekolahku. Tempat ini adalah tempat yang termasuk paling jarang dijarah oleh siswa tempat ini selalu saja sepi karena anak anak lebih menyukai suasana taman di depan sekolah kami ketimbang taman belakang sekolahku ini tapi menurutku tempat ini menyimpan memori kenangan dengan Sahabat kecilku. Yups sahabat kecil karena jangan salah dari kecil aku sering kesini selain untuk siswa tempat ini juga tempat umum tapi tempat ini jarang ada yang datang, ya kalau datang aja hanya beberapa orang itu pun bisa dihitung dan sekolah ini merupakan SMA yang ku favoritkan karena sekalian sekolah aku juga bisa melungkan waktuku saat isrirahat sekolah disini.
Di bawah pohon rindang aku jadikan tempat untuk sandaran punggungku, aku pun membaca novel yang ku bawa dari rumah yang ku persiapkan tuk membacanya disini, Angin yang berhembus sepoi sepoi yang membuat tempat ini sangat sejuk dan nyaman. Tapi aksi membacaku terhenti ketika aku mendengar langkah kaki seseorang, sungguh jarang sekali ada orang kesini apalagi jam segini, mana mungkin ada yang kesini, Rania nggak mungkin deh kan dia nggak mau pergi sendirian kesini karena dia takut katanya tempat ini tampak seram jadi mana mungkin dia kesini. Dengan segera Aku pun mencari dari mana asalnya langkah itu.
Sekilas aku melihat cewek cantik yang memperkenalkan diri di kelas menyapaku.
“hay Nayra…” sapa cewek cantik itu dengan suara khasnya yang begitu lembut serta lesung pipit yang selalu menghias senyumnya
“iya kamu Aira kan, ngapain kamu kesini Ai” tanyaku ke Aira sedikit heran karena bagaimana dia tau taman ini kan taman ini jarang ada yang tau, bahkan anak yang sudah beberapa tahun sekolah disini aja banyak yang nggak tau, tapi anak baru kayak Aira mengetahui taman ini
“ini adalah tempat favoritku bersama temanku. Tempat ini adalah saksi persahabatan kami berdua, tempat pertama dan terakhir kami berjumpa” aku tersentak mendengar pernyataan itu. Dan aku pun yang biasa malu untuk bertanya dan membiarkan diriku dibilang orang itu cuek, kan gimana aku kan pemalu jadi wajarlah kan. Tapi entah kenapa aku memberanikan diriku bertanya, aku aja bingung kenapa aku ingin mengepoi kehidupan masa lalu Aira
“apa sahabat kecil” tanyaku keheranan ke Aira
“tapik ini dia udah…”
“ayo Nay kita ke kelas bentar lagi jam istirahat habis” kata Aira sambi lmenunjukkan jam tangan hellokity yang ia kenakan kepadaku lalu menarik tanganku untuk pergi meninggalkan tempat ini dan kembali lagi ke kelas. Sebenernya sih aku ingin sekali melanjutkan aksi kepo ku tapi Aira mengakhiri aksiku jadi niatku harus tertunda deh
Aku dan Aira sampai di kelas tapi ketika kami ingin masuk kami dihadang oleh Nisa Cs
“hai nona cantik Aira dan hai nona culun” sapa Nisa ke Aira dan Meledekku dengan nada yang menyebalkan, jijik bener deh lihat tingkah dan gaya omongannya tuh.
“iya” jawab singkat Aira
“Oh… iya? Aira kamu kenapa sih mau main sama anak culun dan menyebalkan kayak dia, kamu nggak pantes main sama anak culun ini dan kami dengan senang hati mau nerima kamu jadi anggota kami kok. Iya kan guys…?” tanya Nina ke Aira dengan kata kata yang seolah olah aku adalah manusia yang sangat rendah yang nggak pantas mempunyai teman
“kenapa aku nggak boleh berteman sama dia, toh dia kan juga baik” jawab Aira membelaku
“dia nggak pantes punya temen dia tuh culun dan bikin malu aja, dia tuh nggak pantes punya teman” jawab balik Nisa yang membuat air mataku hampir bercucuran, aku menguatkan diriku sekuatnya agar tangiku tak pecah dan bertanya pada diriku sendiri apakah aku memang tak pantas mempunyai teman, apakah aku memang sangat memalukan seperti dikatakan Nisa. Tuhan…? Apa salah yang ku perbuat sehingga aku sampai segitunya di mata mereka, sejelek itu kah aku di pandangan mereka.
“tapi dia juga makhluk Tuhan, dia sama seperti kita. nggak ada bedanya kali. Yang bedain kita tu hanya amal amal kita aja jadi dia pantes kok untuk berteman sama siapa saja dan kalian anggota Nisa cs kalian sangat memalukan karena menganggap seseorang serendah itu, hanya dari penampilan luarnya saja dan seharusnya yang nggak pantes punya teman adalah kalian, kalian sangat memalukan” ujar Aira. Sungguh kata kata Aira mengagetkanku bahkan semua orang yang mendengar adu mulut ini.
“loh diperingatin dan dikasih tau kok jadi nyolot kayak gini” bentak Lia salah satu anggota Nisa Cs yang membuat keadaan di depan kelas kami yang mulai dipenuhi sesak karena orang orang sekitar kelas kami memadati tempat adu mulut, bahkan tak tanggung murid dari kelas sebelah pun rela untuk datang, untuk menonton tontonan gratis antar Nisa CS dan seorang anak baru yang cantik yang berani melawan geng Nisa Cs, demi seorang anak culun yang nggak ada apa apa dibandingin mereka.
“aku nggak butuh peringatan kalian dan siapa yang nyolot kalian yang nyolot duluan, liat kalau kalian berani ganggu dia. maka kalian akan berhadapan denganku Aira Febrianti Keysa Herdinata, camkan itu” gertakan Aira kepada Nisa Cs sambil menunjukkan tanggannya ke arah ku agar semua orang tau kalau nggak ada yang boleh ganggu aku kalau nggak mau cari masalah dengannya. Waw… kata kata itu bagaikan kata dari seorang ratu kepada seluruh agar dipatuhi dan tidak dilanggar serta bagi rakyat yang berani melanggarnya akan tidak aman selama hidup, keren bener kan. dan sumpah deh gertakan Aira membuatku tertegun baru kali ini ada orang yang rela membelaku selain Sahabat kecilku key. Dan Aira adalah orang yang baru ku kenal tapi dia mau membelaku. sungguh dia bagaikan malaikat yang dikirimkan Tuhan sebagai penolongku.
“dasar anak nggak tau diri, asal lo tau ya. Banyak orang yang ingin gabung sama geng kami, tapi lo sok jual mahal. ditawari dengan baik malah nyolot dasar buang kesempatan emas loh. apa namanya kalau bukan bodoh” kata Sella yang tak mau kalah, kata kata sella memang santai tapi kata kata itu sangat tajam yang dapat membuat orang yang mendengarnya teriris hatinya dan sakit hati bener. Memang kuakui banyak yang mau gabung dengan kelompok Nisa Cs bukan hanya di kelasku ini tapi di kelas lain juga banyak yang mau gabung, karena siapa yang nggak kenal geng Nisa Cs, secara geng mereka memang cukup terkenal di SMA ALTAVIA. Mungkin benar apa yang dituturkan Sella hanya orang bodoh yang nggak mau gabung. tapi aku salut sama Aira
“apa? kesempatan emas? Apa kalau aku nggak ikut kelompok kalian aku bakalan nggak masuk surga, nggak juga kan. Ikut kelompok kalian sama saja mencemplungkan diri ke neraka tau” penuturan Aira membuat orang yang mendengar keheranan. karena di dunia ternyata masih ada pahlawan selain pahlawan kesiangan dan aku hanya diam serta tertegun mendengar semua itu air mataku pun tak terbendung lagi, airmata ku mengalir di kedua belah kelopak mataku
“Nay ayo kita masuk kelas aja, nggak usah dengerin ucapan sampah mereka” ajak Aira kepadaku sambil menarik lengan tanganku masuk ke kelas
Tak beberapa setelah masuknya Nayra dan Aira tempat yang sejak dimulai aksi adu mulut itu dipadati oleh penonton yang menonton gratis aksi itu pun sejenak satu persatu pergi meninggalkan tempat itu menuju ke kelas masing-masing atau ke kantin serta kemana saja yang mereka kendaki. Nisa Cs pun juga memasuki kelas dengan tampang kesal karena baru ada orang yang berani melawan mereka bahkan menolak mentah mentah tawaran mereka tuk bergabung di gengnya, sangat memilukan bukan. Tak lama setelah semua anak memasuki kelas dan guru pun tak beberapa lama memasuki kelasku.
Bel sekolah pun berbunyi yang menandakan berakhirnya pelajaran pada hari ini
“Nay kamu pulang sama siapa dan kalau kamu pulang sendirian ikut aku aja” ajak Aira saat aku sedang merapikan semua buku buku ku tuk dimasukkan ke dalam tas ku
“aku pulang sendirian Ai tapi aku ingin ke taman dulu” jawabku ke Aira
“kalau itu kita barengan aja yah aku juga kangen tempat itu. Aku masih rindu tempat itu” kata Aira yang tak lupa dengan senyum manisnya
“oke oke Ai”
Kami pun pergi meninggalkan sekolah dan bersama menuju ke taman selama di perjalanan aku hanya mendengarkan penuturan Aira tentang pengalaman dan kisah dia selama di Bandung masalah cinta teman dan lain sebagainya aku pun mulai akrab dengan Aira. Setelah asyik bercerita Tak terasa kami pun sampai di tempat tujuan kami
“selamat datang taman tercinta, sungguh aku rindu kenangan semuanya” kata Aira dengan senyuman penuh kebahagian yang dipancarkannya
Aku yang melihat tingkah Aira hanya tersenyum saja sambil meletakkan tasku dan mengambil sebuah novel yang kubaca saat istirahat yang belum sempat ku selesaikan bacanya. Dan Aira masih sibuk dengan kenangan masa lalunya.
“Nay, loh pernah ngerasain bahagia banget. Bisa berbagi suka dan duka sama sahabat dan lo punya nggak sahabat?” tanya Aira yang membuatku menyetop aksiku membaca novel.
“aku pernah ngerasain itu Ai dan aku punya sahabat tapi itu dulu” jawabku singkat karena aku nggak mau mengingat itu lagi karena itu hanya akan lagi menimbulkan goresan dalam hatiku saja
“hmm iya iya dan Nay Aku mau cerita tentang sahabat kecilku yang terpotong tadi” kata Aira
“oke oke Ai aku siap kok dengerinnya” jawabku sambil melanjutkan aksi kegemaranku membaca novel
“tempat ini Nay merupakan tempat istimewa bagi aku dan sahabat kecilku bertemu dan berpisah, tempat berbagi suka maupun duka, tempat berbagi cerita kelam maupun senang dan Nay tempat ini adalah tempat ini saksi persahabatan kecil kami. tempat ini banyak terurai kenangan kami serta sehari sebelum aku pergi meninggalkan tempat ini aku pernah menuliskan namaku dan sahabatku di pohon ini tapi aku lupa aku tulis dimana” mendengar penuturan Aira aku pun kaget cerita itu hampir sama denganku. Tapi tadi Aira bilang dia udah… udah apa. Apa mungkin udah meninggal, nggak tau deh. dia itu Aira bukan Key dan nggak mungkin itu Key.
“terus Ai kemana sahabat kecilmu itu” tanyaku masih penasaran Ai itu key atau bukan
“áku nggak tau dia dimana disini adalah tempat setiap kami bertemu, bermain dan berpisah. Aku nggak bertanya dengannya dimana rumahnya”
“kalau begitu gimana kamu bisa tau dimana sahabatmu sekarang” tanyaku ke Ai
“aku juga nggak tau Nay tapi aku yakin disini kami akan dipertemukan lagi. Aku yakin sekali, kami nanti aku bersama kayak dulu lagi” kata aira dengan semangat yang berapi-api yang terpancar di wajahnya.
“oh iya Ai aku mau tunjukin satu pohon terspesial disini dan nanti kamu tunggu aku yah aku mau naik pohonnya bentar aja deh Ai aku naiknya, janji…?” kataku kepada Aira
“kamu nggak ngajak aku naik pohon spesial mu Nay” tungkas Aira memasang wajah cemberut
“apa kamu bisa manjat Ai” tanya ku seolah olah menyindir Ai, tapi itu bener kok gimana mungkin cewek secantik dan sekemayu Aira mau manjat pohon Rania aja yang pernah ku ajak naik pohon ini bilang “what… naik pohon? nggak deh nanti digigit semut” itu kata Rania dan nggak mungkin aja kan Aira mau naik pohon.
“bisa dong. Ayo kita naik pohon” aku pun terkejut karena Aira bisa dan mamanjat pohon yang lumayan tinggi seperti ini. Apa kata dunia yah…?.
“aaayyyooo…?” kataku kepada Aira dengan sedikit tergagap
Aku dan Aira pun naik pohon yang aku tunjukkan ke Aira tadi. Aku naik pohon itu duluan kemudian Aira naik pohon setelah aku dan saat kami sama sama di atas pohon dan bercerita panjang lebar kalung liontinku terjatuh tanpa sengaja.
“Ai kalungku jatuh kamu tunggu sini yah aku ambil kalungnya dulu” kataku kepada Aira
“nggak usah Nay biar aku aja yang ambilin kalung mu” tungkas Nayra
“makasih ya Ai” kataku ke Aira
Aira pun turun dari pohon dan mengambil liotin ku yang terjatuh tadi. Tapi setelah mengambil liontinku dia nggak kunjung naik ke atas pohon dan aku pun memutuskan turun dan saat aku turun aku melihat aira dengan gaya muka yang nggak percaya dan penuh keheranan menatap liontinku. Aku pun memutuskan untuk bertanya kepada Aira tapi saat aku ingin bertanya Aira langsung menatapku dari ujung kakiku sampai ujung kepala lalu memelukku seketika.
“kamu Nindia kan? Nindia sungguh aku sangat rindu sama kamu, aku udah cari kamu kemana mana tapi nggak ketemu kamu. Aku seneng hari ini bisa bertemu denganmu lagi Nindia. Aku janji nggak akan pergi lagi.” ujar saat memelukku, tangisannya pun pecah, airmatanya mengalir deras hingga membasahi baju seragamku.
Mendengar perkataan Aira sungguh aku belum percaya karena aku akhirnya bertemu lagi dengan sahabat kecilku yang sangat aku rindukan dulu yang seketika memulihkan goresan luka hati karena kehilangan sahabat tercinta dan saat melihat Key menngis aku pun menangis dan membalas lagi pelukannya yang dulu pernah kurasakan sebelum dia pergi meninggalkanku
“Key, selama ini kok kamu kemana?. kenapa kamu pergi lama banget?. Kok nggak ngasih kabar ke aku pula?. Tau nggak aku udah kangen sama kamu Key? aku coba tegar nggak ada kamu Key. Nggak ada lagi orang yang belainaku saat aku diganggu anak anak yang nakal kayak dulu Key, Nggak ada lagi yang mau bantu aku saat aku jatuh selain kamu Key? Janji nggak akan pergi lagi ya Key. Aku nggak mau kamu pergi lagi Key, aku nggak mau kehiangan kamu lagi” tungkas ku dan tangisku kini telah menjadi jadi rinduku telah terlampiaskan ke Key
“iya Nindia, Key janji nggak pergi lagi dan Key juga kangen banget sama Nindia” kata Key terisak
“iya Key dan key mau liat nggak pohon yang Key tulis nama kita berdua dulu Key. Sini nindia tunjukkin” kataku ke Key sambil mengajaknya ke sebuah pohon yang tertulis namaku dan namanya
Kami pun sampai di pohon itu dan menuliskan kembali pohon itu nama kami tapi bukan seperti yang dulu ditulis Key dahulu yaitu “NINDIA DAN KEY SAHABAT SELALU DAN AKAN SELALU BERSAMA” sekarang sudah kami tulis lagi yaitu “NAYRA DANAIRA SAHABAT SELAMANYA YANG TAKKAN TERPISAH OLEH APAPUN KECUALI MAUT YANG MEMISAHKAN KAMI BERDUA

THE END

Posting Komentar